Rabu, 24 Oktober 2018

Ilmu kecelek

BAHASA HAS JAWA TIMURAN. SAYA KURANG FFAHAM DETILE BAHASANYA TAPI MENGERTI MAKSUDNYA..
*Ngaji "KECELEK"*
(Kh. Sairozi)
Kecelik adalah istilah Jawa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang sangat diharapkan, akan tetapi hasilnya mengecewakan.
*1.KECELEK YANG PERTAMA*
Orang ingin mulia dengan memperlihatkan kebaikan.
Orang yang ingin mulia dengan ngetok-ngetokno keapikane iku..... kecelik.
Sebab keapikan iku lek diketokno ora nggarai (menyebabkan) apik. Justru nggarai elek,’’ tuturnya. Sebaliknya, keapikan kalau ditutupi, akan semakin kelihatan baik.
’’Sampean kenalan karo wong. Sampean takoni jenenge sopo. Kok deweke jawab. Kulo almukarrom kiai haji Sholeh.
Yo malah diguyu. Kok ora ditambahi almarhum pisan,’’ ucapnya disambut tawa jamaah.
# Pelok (biji buah mangga), kata Kiai Saerozi,.... jika ditanam di tanah dalam-dalam, justru akan menumbuhkan pohon dan buah.'’
Coba pelok iku delehen duwur mejo. Yo sido garing,’’ tambahnya.
’’Makanya ada maqolah,
Kun ardlun fi qodaminnas _((Jadilah kamu bumi bagi kaki-kaki manusia,’’_ tuturnya.))
Bumi itu di bawah. _Yo diinjak-injak. Yo diidoni_. ...Tapi regane tambah suwi tambah larang. Padahal bumine ora lapo-lapo, ucapnya kembali disambut ger-geran jamaah.
Makanya jika ngelakoni apik, sebaiknya disembunyikan atau ditutupi.
Attawadlu’u la taziidu illa rif’ah. _((Wong tawadlu akan semakin mulia))_.
’’Orang yang berbuat baik dengan diketok-ketokno iku biasane gak eroh (tidak tahu) dalane berbuat apik. Utowo gak biasa ngelakoni apik,’’ jelasnya.
*2.KECELEK YANG KEDUA.*
Orang yang ingin kaya dengan enggan bersedekah. ’’Bayangane duwek (uang) akeh ..... iku lek (kalau) disimpen. ....Iku kecelik.
Duwek akeh iku lek (kalau) disedekahno. _Assodaqotu la tazidu illa katsron,’_’ tuturnya.
Setiap malam, malaikat turun mendo'akan orang-orang yang sedekah.
_Ya Allah, gantilah yang lebih banyak kepada orang-orang yang sedekah._
’’Saya kemarin di Kediri ketemu konco yang setiap tahun gurune diberi motor. Saya tanya kok iso ngono’’ kata Kiai Saerozi.
Salah satu pengurus cerita, awalnya dia hanya memberi satu motor. Lha kok rezekine tambah akeh tambah akeh. Akhire motor yang diberikan terus bertambah. ’’Kemarin yang dibagikan sudah 11 motor,’’ bebernya.
Uang, kata Kiai Saerozi, sejatinya (sesungguhnya) adalah pembantu. ’’Kalau disedekahkan, uang itu hidup. Golekno pahala sing sedekah,’’ jelasnya.
Misalnya uang itu dipakai mbayari guru ngaji. Maka orang yang sedekah dapat pahala ngajar ngaji tanpa susah payah ngajar ngaji.
Sebaliknya, kalau hanya disimpan, uang itu turu.
_Sampean seneng endi duwe pembantu turu ae karo pembantu sing kerjo?’’_ ucap Kiai Saerozi.
Orang yang medit (uangnya disimpan) kata Kiai Saerozi, sebenarnya luman.
Sebab harta yang disimpannya, ketika meninggal, seluruhnya akan dinikmati pewarisnya.
Sebaliknya, orang yang suka sedekah, sebenarnya "pelit."
Karena semua yang disedekahkan, kelak akan ia nikmati sendiri di akhirat.
*3.KECELEK YANG KETIGA,*
Orang mengira bahwa jagoan adalah yang bisa mengalahkan semua musuh.... ’’Iku kecelik.
Sebab musuh sing dikalahno, duwe bolo, duwe konco, duwe keluarga.
Masio kalah, koncone, bolone, keluargane pasti balas dendam. Musuhe tambah akeh tuturnya.
Menang yang sejati, kata Kiai Saerozi, adalah *dengan memaafkan.*
Al afwu la taziidu illa 'izzan. _( Memaafkan akan menambah kemenangan )._
’’Musuh disepuro dadi bolo, dulur ora disepuro dadi musuh, tegasnya.
Misalnya musuhan dengan tetangga kanan rumah. Ora mau nyepuro. Maka lewat depan rumahnya pasti segan. Musuhan dengan tetangga kiri rumah. Ora mau nyepuro. Lewat di depannya pasti juga segan. ’’Akhire ngiri buntu, nganan yo buntu. Padahal asline ora buntu. Sing mbuntu atine dewe,’’ jelasnya.
Kalau punya musuh, mau ngapain juga pasti susah. ’’Mau masuk musola kok di di dalamnya ada musuhe. Pasti tidak mau masuk. Ora dikipatno ngipat-ngipat dewe", ucapnya disambut ger-geran jamaah.
’’Mau naik angkot kok di dalam ada musuhe. Pasti ora sido naik,’’ tambahnya.
Makanya yang paling baik adalah memaafkan.
*Jagoan sejati iku nyepuroan, (pemaaf) paparnya...*
"Ngeluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake".
Agar antar anak tidak ada musuhan, orang tua diminta tidak mbedak-mbedakno iki anak emas. Dan ini anak bukan emas.
_*Tidak boleh membanding-bandingkan kelebihan anak di hadapan anak yang lain. Sebab kalau sudah tali silaturahmi putus, maka tali hubungan dengan Allah juga putus. Kajio bendino (kasarane) kalau hubungan dengan sanak keluarga ora apik, percuma, tegasnya.*_
Semoga mboten kecelek....

Minggu, 30 Juli 2017

Kalau enkau kaya


"Kalau engkau kaya,

senangkanlah hatimu! Kerana di hadapanmu terbentang kesempatan untuk mengerjakan segala yang sulit-sulit.

Segala perbuatanmu dihargai orang, engkau beroleh pujian di mana-mana.

Engkau menjadi mulia, tegakmu teguh. Di hadapan engkau terhampar permaidani kepujian, sebab itu engkau beroleh kebebasan dan kemerdekaan.

Jika engkau fakir miskin,

senangkan pulalah hatimu! Kerana engkau telah terlepas dari suatu penyakit jiwa, peyakit kesombongan yang selalu menimpa orang kaya. Kefakiran dan kemiskinan adalah nikmat, yang tidak ada jalan bagi orang lain buat kecil hati, dan tidak ada pintu bagi kebencian". 

Kalau enkau dermawan

Kalau engkau dermawan,
senangkahlah hatimu! Kerana dengan kedermawanan engkau dapat mengisi tangan yang kosong,

telah dapat menutup tubuh yang bertelanjang,

engkau tegakkan orang yang telah hampir roboh.

Dengan sebab itu engkau telah menuruti perintah hatimu

dan engkau beroleh bahagia: Berpuluh bahkan beratus makhluk Tuhan akan menghantarkan pujian kepada Tuhan lantaran pertolonganmu.

Kesenangan hatimu yang tadinya cuma satu,

sekarang akan berlipat ganda, sebab telah banyak orang lain yang telah mengecap nikmatnya.

Kalau sekiranya engkau tak kuasa jadi dermawan,
itu pun senangkan pulalah hatimu! Sebab engkau tidak akan bertemu dengan suatu penyakit yang selalu menular kepada masyarakat manusia,

iaitu tiada membalas guna, penghilangkan jasa. Mereka ambil kebaikkan budi dan kedermawananmu itu jadi senjata untuk menjatuhkan tuduhan-tuduhan yang rendah.

Saat yang demikian mesti datang kepada tiap-tiap dermawan, yang menyebabkan hati kerapkali patah dan badan kerapkali lemah,

sehingg hilang kepercayaan kepada segenap manusia, disangka manusia tidak pembalas guna.

Padahal langkah belum sampai lagi kepada puncak kebahagiaan dan beroleh ampunan dari Tuhan.

Merasa tentramlah

Merasa tenteramlah selalu, senangkanlah hatimu atas semua keadaanmu, kerana pintu bahagia dan ketenteraman itu amat banyak tak terbilang kesulitan perjalanan hidup kian minit, kian baru.

Merasa senanglah selalu!

Merasa tenteramlah!

Kala dicinta dan mencintai

Kalau engkau dicintai orang dan mencintai, senangkahlah hatimu! Tandanya hidupmu telah berharga, tandanya engkau telah masuk daftar orang yang terpilih. Tuhan telah memperlihatkan belaskasihanNya kepadamu lantaran pergaduhan hati sesama makhluk. Dua jiwa di seberang masyrik dan maghrib telah terkongkong dibawa satu perasaan di dalam lindungan Tuan. Di sanalah waktunya engkau mengetahui rahsia perjalanan matahari di dalam falak, ketika fajarnya dan terbenamnya, tandanya Tuhan telah membisikkan ke telingamu nyanyian alam ini. Lantaran yang demikian dua jiwa berenang di langit khayal, di waktu orang lain terbenam. Keduanya berdiam di dalam kesukaan dan ketenteraman, bersenda gurau di waktu bersungguh-sungguh. Jika engkau mencinta tetapi cintamu tak terbalas, senangkan jugalah hatimu! Kerana sesungguhnya orang yang mengusir akan jatuh kasihan dan ingin kembali kepada orang yang diusirnya itu setelah dia jauh dari matanya, dia akan cinta, cinta yang lebih tinggi darjatnya daripada cinta lantaran hawa. Terpencil jauh membawa keuntungan insaf, kebencian meruncingkan cita-cita dan membersihkan perbuatan. Sehingga lantaran itu hati akan bersih, laksana bejana kaca yang penuh berisi air khulud, air kekal yang dianugerahkan Tuhan. Dengan sebab itu, engkau akan beroleh juga kelak tempat merupakan cinta itu, kalau tak ada pada insan, akan ada pada yang lebih kekal daripada insan. Bersedialah menerima menyuburkan cinta, walaupun bagaimana besarnya tanggunganmu, kerana cinta memberi dan menerima, cinta itu gelisah, tetapi membawa tenteram. Cinta mesti lalu di hadapanmu, sayang engkau tak tahu bila lalunya. Hendaklah engkau jadi orang besar, yang sanggup memikul cinta yang besar. Kalau tak begitu, engkau akan beroleh cinta yang rendah dan murah, engkau menjadi pencium bumi, engkau akan jatuh ke bawah, tak jadi naik ke dalam benteng yang kuat dan teguh, benteng yang gagah perkasa yang sukar tertempat oleh manusia biasa.

Kerana tugu cita-cita hidup itu berdiri di seberang kekuasaan dan kemelaratan yang diletakkan oleh kerinduan kita sendiri.

JIKALAU ENKAU

Kalau engkau hidup dalam kalangan orang-orang yang kenal akan diri dan cita-cita engkau, senangkanlah hatimu! Kerana di sana engkau dapat mengusahakan tenaga muda setiap hari, dan kekuatan pun bertambah, roh serta semangat menjadi baru. Engkau bertambah subur dan tegak, menaungi lautan dan daratan. Kalau engkau hidup dalam kalangan masyarakat yang masih rendah, yang tidak mengerti bagaimana menghargai cita-cita orang, sehingga engkau merasa 'sial-dangkal', maka senangkan juga hatimu! Kerana dengan sebab itu engkau beroleh kesempatan jadi burung, lebih tinggi terbangmu daripada orang-orang yang patah sayap itu. Engkau boleh melayang ke suatu langit khayal, untuk mengubati fikiranmu yan gelisah, untuk melepaskan dahaga jiwamu.

Kalau dirimu di perhamba

Kalau tanah airmu dijajah atau dirimu diperhamba,

senangkanlah hatimu! Sebab penjajahan dan perhambaan membuka jalan bagi bangsa yang terjajah atau diri yang diperhamba kepada perjuangan melepaskan diri dari belenggu. Itulah perjuangan yang menentukan hidup atau mati, dan itulah yang meninggalkan nilai. Ketahuilah bahawa tidaklah didapat suatu bangsa yang terus menerus dijajah. Jika engkau dari bangsa merdeka, senangkanlah hatimu! Sebab engkau duduk sama rendah dan tegak sama tinggi dengan bangsa-bangsa yang lain, ada bagiu kesempatan mencari kekuatan baru. Kemerdekaan itu mesti diisi dengan bahan-bahan yang baik, dan bagimu terbuka kesempatan yang seluas-luasnya untuk itu.